Senin, 28 Mei 2012

Pembakaran Al Quran Di Amerika Serikat




 Pembakaran Alquran yang sebelumnya akan dilakukan oleh pendeta dari Florida Terry Jones, pada peringatan tragedi 11 September, urung dilaksanakan karena mendapatkan kecaman dari berbagai pihak. Namun ternyata pembakaran dilakukan oleh pengikut Terry, pendeta Bob Old dan Danny Allen. Mereka membakar Alquran di halaman belakang sebuah rumah di Springfileld, Amerika Serikat, Sabtu (11/9) silam.

Bob Old dan rekannya Danny Allen berdiri bersama di halaman belakang rumah tua. Mereka menyebut
tindakan itu sebagai panggilan dari Tuhan. Mereka membakar dua salinan Quran dan satu teks Islam lainnya di depan segelintir orang, yang sebagian besar dari media.

Seperti dilansir Detroit News, ternyata pembakaran Alquran juga terjadi di Michigan. Sebuah Alquran dibakar di depan pusat ajaran Islam di kota tersebut.

Ryanne Nason, seorang cendekiawan Amerika Serikat, seperti dikutip koran lokal Mainecampus, Kamis (15/9), menyebut bahwa pembakaran yang dilakukan oleh sejumlah orang sangat menyedihkan dan memalukan.

Di AS, negara yang dibentuk pada keyakinan kebebasan beragama, setiap orang diberikan hak untuk mempraktikkan agama yang mereka yakini, seperti Yudaisme, Islam, Kristen, atau tidak menganut agama sama sekali.

Dengan membakar Alquran atau kitab suci agama lain, seluruh bangsa lain akan melihat AS sebagai negara tanpa kelas dan tidak etis, kata Nason.

Sungguh ironis bahwa Terry Jones atau Bob Old merasa memiliki perlindungan berdasarkan amandemen pertama untuk membakar kitab suci agama lain yang ia tidak percaya. Padahal semua muslim di AS dilindungi oleh undang-undang konstitusional yang sama. Hal ini akan memberikan cela pada reputasi Amerika.

Menurut Ryanne, orang beragama menggunakan moral yang kuat dan nilai-nilai, namun sekarang orang mendiskreditkan keyakinan mereka karena bersifat menghakimi dan intoleransi. Salah satu dari banyak alasan mengapa kita memiliki pasukan di Irak dan Afghanistan adalah untuk melawan penindasan dan penganiayaan agama terhadap penduduk negara di negara tersebut. Namun, saat ini ternyata warga negara Amerika sendiri yang melecehkan agama lain, katanya.

Di Chicago, Mohammed Kaiseruddin, Dewan Direksi Pusat Ajaran Islam memberikan gambaran terhadap pembakaran Alquran yang sangat berbeda dengan nilai-nilai yang dianutnya. Ia mengatakan kepada Huffington Post hari ini,

"Kami merasa seperti sudah menjadi korban. Ketika kami memegang Alquran, kami memperlakukannya dengan sangat hormat. Kami tidak pernah menaruh salinan Alquran di lantai. Sejak kecil, kami selalu mengingatkan anak-anak untuk menghormati kitab suci ini. Kami juga mengajarkan kepada mereka ketika selesai membaca Alquran, mereka menutup dan menciumnya, lalu menyimpannya".

Struktur Lapisan Bumi

Struktur Lapisan Bumi dan Material Pembentuknya Bumi telah terbentuk sekitar 4,6 milyar tahun yang lalu. Bumi merupakan planet dengan urutan ketiga dari delapan planet yang dekat dengan matahari. Jarak bumi dengan matahari sekitar 150 juta km, berbentuk bulat dengan radius ± 6.370 km. Bumi merupakan satu-satunya planet yang dapat dihuni oleh berbagai jenis mahluk hidup. Permukaan bumi terdiri dari daratan dan lautan. Secara struktur, lapisan bumi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut : Kerak bumi (crush) merupakan kulit bumi bagian luar (permukaan bumi). Tebal lapisan kerak bumi mencapai 70 km dan merupakan lapisan batuan yang terdiri dari batu-batuan basa dan masam. Lapisan ini menjadi tempat tinggal bagi seluruh mahluk hidup. Suhu di bagian bawah kerak bumi mencapai 1.100 oC. Lapisan kerak bumi dan bagian di bawahnya hingga kedalaman 100 km dinamakan litosfer. Selimut atau selubung (mantle) merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan kerak bumi. Tabal selimut bumi mencapai 2.900 km, mencakup sekitar 80% total isi bumi, dan merupakan lapisan batuan padat. Suhu di bagian bawah selimut bumi mencapai 3.000 oC. Berdasarkan konstruksi kimia atau materialnya, mantel bumi dibedakan sebagai berikut. Mantel luar, jauh lebih tipis dari mantel dalam. Mantel luar berada sekitar 10-300 km di bawah permukaan bumi. Temperaturnya sekitar 1.400-3.0000C dan berat jenisnya 3,4-4,3 g/cm3. Mantel dalam, berada diantara 300-2.890 km di bawah permukaan bumi. Temperaturnya sekitar 3.0000C. Batuannya tidak selalu cair karena tekanan yang tinggi. Berat jenisnya 4,3-5,4 g/cm3. Berdasarkan arus atau gerakan lapisannya, mantel bumi dibedaka menjadi litosfer dan astenosfer. Astenosfer adalah bagian cair yang liat dari mantel luar. Litosfer adalah bagian kental dari kerak dan mantel luar. Litosfer mengapung di atas astenosfer, seperti halnya es di atas air. Inti bumi (core), yang terdiri dari material cair, dengan penyusun utama logam besi (90%), nikel (8%), dan lain-lain yang terdapat pada kedalaman 2900 – 5200 km. Lapisan ini dibedakan menjadi lapisan inti luar dan lapisan inti dalam. Inti luar Berada di kedalaman sekitar 2.890-5.150 km di bawah permukaan bumi. Ketebalan inti sekitar 2.200 km. Inti tersusun dari unsur utama besi, sedikit nikel, serta sekitar 10% sulfur dan oksigen. Inti luar begitu panas sehingga material logamnya mencair. Temperatur nagian inti luar sekitar 4.000-5.0000C. Berat jenisnya antara 10-12 gr/cm3. Inti dalam Berada 5.150-6.370 km di bawah permukaan bumi. Inti dalam yang menjadi pusat bumi bersifat padat dan ketebalannya sekitar 1.250 km. Inti dalam tersusun dari unsur utama besi, nikel, dan unsur ringan seperti sulfur, karbon, oksigen, silikon, dan potasium. Temperatur bagian inti dalam sekitar 5.000-6.0000C. Tekanan yang sangat kuat menyebabkan inti bumi bersifat padat meskipun temperaturnya sangat panas. Berat jenis inti dalam sekitar 15 gr/cm3. Perputaran bumi menyebabkan inti luar berputar mengelilingi inti dalam dan bumi menjadi magnetis. Berdasarkan susunan kimianya, bumi dapat dibagi menjadi empat bagian, yakni bagian padat (lithosfer) yang terdiri dari tanah dan batuan; bagian cair (hidrosfer) yang terdiri dari berbagai bentuk ekosistem perairan seperti laut, danau dan sungai; bagian udara (atmosfer) yang menyelimuti seluruh permukaan bumi serta bagian yang ditempati oleh berbagai jenis organisme (biosfer). Keempat komponen tersebut berinteraksi secara aktif satu sama lain, misalnya dalam siklus biogeokimia dari berbagai unsur kimia yang ada di bumi, proses transfer panas dan perpindahan materi padat. A. ATMOSFER Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti bumi secara menyeluruh dengan ketebalan lebih dari 650 km. Gerakan udara dalam atmosfer terjadi terutama karena adanya pengaruh pemanasan sinar matahari serta perputaran bumi. Perputaran bumi ini akan mengakibatkan bergeraknya masa udara, sehingga terjadilah perbedaan tekanan udara di berbagai tempat di dalam atmosfer yang dapat menimbulkan arus angin. B. HIDROSFER Air adalah senyawa gabungan dua atom hidrogen dengan satu atom oksigen menjadi H2O. Sekitar 71% permukaan bumi merupakan wilayah perairan. Lapisan air yang menyelimuti permukaan bumi disebut hidrosfer. C. LITHOSFER Lithosfer berasal dari bahasa yunani yaitu lithos artinya batuan, dan sphera artinya lapisan. Lithosfer merupakan lapisan kerak bumi yang paling luar dan terdiri atas batuan dengan ketebalan rata-rata 1200 km. Lithosfer adalah lapisan kulit bumi paling luar yang berupa batuan padat. Lithosfer tersusun dalam dua lapisan, yaitu kerak dan selubung, yang tebalnya 50 – 100 km. Lithosfer merupakan lempeng yang bergerak sehingga dapat menimbulkan pergeseran benua. Lithosfer memegang peranan penting dalam kehidupan tumbuhan. Tanah terbentuk apabila batu-batuan di permukaan litosfer mengalami degradasi, erosi maupun proses fisika lainnya menjadi batuan kecil sampai pasir. Selanjutnya bagian ini bercampur dengan hasil pemasukan komponen organis mahluk hidup yang kemudian membentuk tanah yang dapat digunakan sebagai tempat hidup organisme. Tanah merupakan sumber berbagai jenis mineral bagi mahluk hidup. Dalam wujud aslinya, mineral-mineral ini berupa batu-batuan yang treletak berlapis di permukaan bumi. Melalui proses erosi mineral-mineral yang menjadi usmber makanan mahluk hidup ini seringkali terbawa oleh aliran sungai ke laut dan terdeposit di dasar laut. Lithosfer terdiri dari dua bagian utama, yaitu : 1. Lapisan sial yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam silisium dan alumunium, senyawanya dalam bentuk SiO2 dan Al2O3. Pada lapisan sial (silisium dan alumunium) ini antara lain terdapat batuan sedimen, granit andesit jenis-jenis batuan metamor, dan batuan lain yang terdapat di daratan benua. Lapisan sial dinamakan juga lapisan kerak, bersifat padat dan batu bertebaran rata-rata 35 km. Kerak bumi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu : a. Kerak benua, kerak bumi paling tebal yang berada di bawah benua dengan ketebalan 30-40 km dan ketebalan maksimum 70 km. Umurnya lebih tua dari kerak samudra dengan batuan berumur 3,8 miliar tahun. Tersusun atas batuan induk dan terbagi atas dua lapisan, dengan bagian atas dari batuan granit dan bagian bawah dari batuan basal dan diorit. Berat jenis sekitar 2,7 gram/cm3. b. Kerak samudera, berada di bawah samudra dengan ketebalan sekitar 6-11 km. Umurnya sangat muda dibanding kerak benua dengan umur tidak lebih dari 200 juta tahun. Material pembentuk sebagian besar batuan basal, yang berwarna gelap, halus, berpasir, dan lebih berat. Kerak samudra terbentuk dari lava sangat cair yang mendingin cepat. Berat jenisnya sekitar 3 gram/cm3. 2. Lapisan sima (silisium magnesium) yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun oleh logam logam silisium dan magnesium dalam bentuk senyawa Si O2 dan Mg O lapisan ini mempunyai berat jenis yang lebih besar dari pada lapisan sial karena mengandung besi dan magnesium yaitu mineral ferro magnesium dan batuan basalt. Lapisan merupakan bahan yang bersipat elastis dan mepunyai ketebalan rata rata 65 km . Lithosfer merupakan bagian bumi yang langsung berpengaruh terhadap kehidupan dan memiliki manfaat yang sangat besar bagi kehidupan di bumi. Lithosfer bagian atas merupakan tempat hidup bagi manusia, hewan dan tanaman. Manusia melakukan aktifitas di atas lithosfer. Selanjutnya lithosfer bagian bawah mengandung bahan bahan mineral yang sangat bermanfaat bagi manusia. Bahan bahan mineral atau tambang yang berasal dari lithosfer bagian bawah diantaranya minyak bumi dan gas, emas, batu bara, besi, nikel dan timah. D. Biosfer Biosfer merupakan sistem kehidupan paling besar karena terdiri dari gabungan ekosistem yang ada di planet bumi. Sistem ini mencakup semua mahluk hidup yang berinteraksi dengan lingkungannya sebagai kesatuan utuh. BATUAN PEMBENTUK KERAK BUMI 1. BATUAN BEKU Batuan yang terbentuk dari proses pembekuan/pengkristalan magma dalam perjalanannya menuju permukaan bumi, termasuk hasil aktivitas gunungapi. Batuan Beku Dalam = batuan plutonik, batuan yg membeku jauh di bawah permukaan bumi, contoh: granit Batuan Beku Korok/Gang = batuan intrusif / hipabisal, batuan yg membeku sebelum sampai ke permukaan bumi, contoh: granit porfir Batuan Beku Luar/Leleran = batuan ekstrusif / efusif, batuan yg membeku di permukaan bumi, contoh: batuan vulkanis 2. BATUAN SEDIMEN/ENDAPAN Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk karena adanya proses pengendapan (sedimentasi). Butir-bitir batuan sedimen berasal dari berbagai macam batuan melalui proses pelapukan, baik pelapukan oleh angin maupun air. Butiran-butiran hasil pelapukan atau pengikisan tersebut mengnedap secara berlapis yang makin lama makin tebal dan padat. Padatnya lapisan itu disebabkan adanya tekanan atau beban yang terlalu berat. Tekanan yang terlalu lama membentuk agregat batuan yang padat. Karena pemadatan dan sedimentasi itulah endapan-endapan berangsur-angsur berubah menjadi batuan sedimen. Penamaan batuan sedimen biasanya berdasarkan besar butir penyusun batuan tersebut Penamaan tersebut adalah: breksi, konglomerat, batupasir, batu lempung Breksi adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm dengan bentuk butitan yang bersudut Konglomerat adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm dengan bentuk butiran yang membudar Batu pasir adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 2 mm sampai 1/16 mm Batu lanau adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 1/16 mm sampai 1/256 mm Batu lempung adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih kecil dari 1/256 mm Batuan sedimen dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu menurut tenaga yang mengendapkan, tempat pengendapan, dan cara pengendapan. a). Menurut Tenaga yang Mengendapkannya 1) Batuan Sedimen Akuatis, yaitu batuan sedimen yang berasal dari pengendapan butiran- butiran batuan oleh air sungai, danau, atau air hujan. 2) Batuan Sedimen Aerolis (Aeris), yaitu batuan sedimen yang berasal dari pengendapan butir-butir batuan oleh angin. 3) Batuan Sedimen Glasial, yaitu batuan sedimen yang berasal dari pengendapan butiran-butiran batuan oleh gletser. b. Menurut Tempat Pengendapan 1) Batuan Sedimen Terestris, yaitu batuan sedimen yang di endapkan di darat. 2) Batuan Sedimen Marine, yaitu batuan sedimen yang diendapkan di laut. 3) Batuan Sedimen Limnis, yaitu batuan sedimen yang diendapkan di danau. 4) Batuan Sedimen Fluvial, yaitu batuan sedimen yang diendapkan di sungai 5) Batuan Sedimen Sedimen, yaitu batuan sedimen yang diendapkan di daerah-daerah yang terdapat es atau gletser. c. Menurut Cara Pengendapannya Batuan Sedimen Mekanis, yaitu batuan sedimen yang diendapkan secara mekanis tanpa mengubah susunaan kimianya. Sebuah pengamatan menunjukkan bahwa batuan kerikil ataun pasir merupakan potongan sederhana dari batuan dan mineral. Batuan Sedimen Kimiawi, yaitu batuan sedimen yang diendapkan secara kimiawi. Pada proses pembentukan batuan ini terjadi perubahan susunan kimianya. Contohnya batu kapur. Batuan Sedimen Organik, yaitu batuan sedimen yang diendapkan melalui kegiatan organik. Contohnya terumbu karang. Batuan Sedimen Piroklastik, yaitu batuan sedimen hasil erupsi gunung api berupa abu/debu. Contohnya tufa 3. BATUAN METAMORF/MALIHAN Batuan yang terbentuk dari proses perubahan batuan asal (batuan beku maupun sedimen), baik perubahan bentuk/struktur maupun susunan mineralnya akibat pengaruh tekanan dan/atau temperatur yang sangat tinggi, sehingga menjadi batuan yang baru. Batuan Metamorf Kontak/Sentuh/Termal , yaitu batuan malihan akibat bersinggungan dengan magma, contoh: marmer, kuarsit, batu tanduk. Batuan Metamorf Tekan/Dinamo/Kataklastik = batuan malihan akibat tekanan yang sangat tinggi, contoh: batusabak, sekis, filit Batuan Metamorf Regional/Dinamo-Termal = batuan malihan akibat pengaruh tekanan dan temperatur yang sangat tinggi, contoh: genes, amfibolit, grafit SIKLUS BATUAN Sebelumnya kita sudah tahu bahwa di bumi ada tiga jenis batuan yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf. Ketiga batuan tersebut dapat berubah menjadi batuan metamorf tetapi ketiganya juga bisa berubah menjadi batuan lainnya. Semua batuan akan mengalami pelapukan dan erosi menjadi partikel-partikel atau pecahan-pecahan yang lebih kecil yang akhirnya juga bisa membentuk batuan sedimen. Batuan juga bisa melebur atau meleleh menjadi magma dan kemudian kembali menjadi batuan beku. Kesemuanya ini disebut siklus batuan atau Rock Cycle. Semua batuan yang ada di permukaan bumi akan mengalami pelapukan. Penyebab pelapukan tersebut ada 3 macam: Pelapukan secara fisika: perubahan suhu dari panas ke dingin akan membuat batuan mengalami perubahan. Hujan pun juga dapat membuat rekahan-rekahan yang ada di batuan menjadi berkembang sehingga proses-proses fisika tersebut dapat membuat batuan pecah menjadi bagian yang lebih kecil lagi. Pelapukan secara kimia: beberapa jenis larutan kimia dapat bereaksi dengan batuan seperti contohnya larutan HCl akan bereaksi dengan batu gamping. Bahkan air pun dapat bereaksi melarutan beberapa jenis batuan. Salah satu contoh yang nyata adalah “hujan asam” yang sangat mempengaruhi terjadinya pelapukan secara kimia. Pelapukan secara biologi: Selain pelapukan yang terjadi akibat proses fisikan dan kimia, salah satu pelapukan yang dapat terjadi adalah pelapukan secara biologi. Salah satu contohnya adalah pelapukan yang disebabkan oleh gangguan dari akar tanaman yang cukup besar. Akar-akar tanaman yang besar ini mampu membuat rekahan-rekahan di batuan dan akhirnya dapat memecah batuan menjadi bagian yang lebih kecil lagi. Setelah batuan mengalami pelapukan, batuan-batuan tersebut akan pecah menjadi bagian yang lebih kecil lagi sehingga mudah untuk berpindah tempat. Berpindahnya tempat dari partikel-partikel kecil ini disebut erosi. Proses erosi ini dapat terjadi melalui beberapa cara: Akibat grafitasi: akibat adanya grafitasi bumi maka pecahan batuan yang ada bisa langsung jatuh ke permukaan tanah atau menggelinding melalui tebing sampai akhirnya terkumpul di permukaan tanah. Akibat air: air yang melewati pecahan-pecahan kecil batuan yang ada dapat mengangkut pecahan tersebut dari satu tempat ke tempat yang lain. Salah satu contoh yang dapat diamati dengan jelas adalah peranan sungai dalam mengangkut pecahan-pecahan batuan yang kecil ini. Akibat angin: selain air, angin pun dapat mengangkut pecahan-pecahan batuan yang kecil ukurannya seperti halnya yang saat ini terjadi di daerah gurun. Akibat glasier: sungai es atau yang sering disebut glasier seperti yang ada di Alaska sekarang juga mampu memindahkan pecahan-pecahan batuan yang ada. Pecahan-pecahan batuan yang terbawa akibat erosi tidak dapat terbawa selamanya. Seperti halnya sungai akan bertemu laut, angin akan berkurang tiupannya, dan juga glasier akan meleleh. Akibat semua ini, maka pecahan batuan yang terbawa akan terendapkan. Proses ini yang sering disebut proses pengendapan. Selama proses pengendapan, pecahan batuan akan diendapkan secara berlapis dimana pecahan yang berat akan diendapkan terlebih dahulu baru kemudian diikuti pecahan yang lebih ringan dan seterusnya. Proses pengendapan ini akan membentuk perlapisan pada batuan yang sering kita lihat di batuan sedimen saat ini. Pada saat perlapisan di batuan sedimen ini terbentuk, tekanan yang ada di perlapisan yang paling bawah akan bertambah akibat pertambahan beban di atasnya. Akibat pertambahan tekanan ini, air yang ada dalam lapisan-lapisan batuan akan tertekan sehingga keluar dari lapisan batuan yang ada. Proses ini sering disebut kompaksi. Pada saat yang bersamaan pula, partikel-partikel yang ada dalam lapisan mulai bersatu. Adanya semen seperti lempung, silika, atau kalsit diantara partikel-partikel yang ada membuat partikel tersebut menyatu membentuk batuan yang lebih keras. Proses ini sering disebut sementasi. Setelah proses kompaksi dan sementasi terjadi pada pecahan batuan yang ada, perlapisan sedimen yang ada sebelumnya berganti menjadi batuan sedimen yang berlapis-lapis. Batuan sedimen seperti batu pasir, batu lempung, dan batu gamping dapat dibedakan dari batuan lainnya melalui adanya perlapisan, butiran-butiran sedimen yang menjadi satu akibat adanya semen, dan juga adanya fosil yang ikut terendapkan saat pecahan batuan dan fosil mengalami proses erosi, kompaksi dan akhirnya tersementasikan bersama-sama. Pada kerak bumi yang cukup dalam, tekanan dan suhu yang ada sangatlah tinggi. Kondisi tekanan dan suhu yang sangat tinggi seperti ini dapat mengubah mineral yang dalam batuan. Proses ini sering disebut proses metamorfisme. Semua batuan yang ada dapat mengalami proses metamorfisme. Tingkat proses metamorfisme yang terjadi tergantung dari: Apakah batuan yang ada terkena efek tekanan dan atau suhu yang tinggi. Apakah batuan tersebut mengalami perubahan bentuk. Berapa lama batuan yang ada terkena tekanan dan suhu yang tinggi. Dengan bertambahnya dalam suatu batuan dalam bumi, kemungkinan batuan yang ada melebur kembali menjadi magma sangatlah besar. Ini karena tekanan dan suhu yang sangat tinggi pada kedalaman yang sangat dalam. Akibat densitas dari magma yang terbentuk lebih kecil dari batuan sekitarnya, maka magma tersebut akan mencoba kembali ke permukaan menembus kerak bumi yang ada. Magma juga terbentuk di bawah kerak bumi yaitu di mantle bumi. Magma ini juga akan berusaha menerobos kerak bumi untuk kemudian berkumpul dengan magma yang sudah terbentuk sebelumnya dan selanjutnya berusaha menerobos kerak bumi untuk membentuk batuan beku baik itu plutonik ataupun vulkanik. Kadang-kadang magma mampu menerobos sampai ke permukaan bumi melalui rekahan atau patahan yang ada di bumi. Pada saat magma mampu menembus permukaan bumi, maka kadang terbentuk ledakan atau sering disebut volcanic eruption. Proses ini sering disebut proses ekstrusif. Batuan yang terbentuk dari magma yang keluar ke permukaan disebut batuan beku ekstrusif. Basalt dan pumice (batu apung) adalah salah satu contoh batuan ekstrusif. Jenis batuan yang terbentuk akibat proses ini tergantung dari komposisi magma yang ada. Umumnya batuan beku ekstrusif memperlihatkan cirri-ciri berikut: Butirannya sangatlah kecil. Ini disebabkan magma yang keluar ke permukaan bumi mengalami proses pendinginan yang sangat cepat sehingga mineral-mineral yang ada sebagai penyusun batuan tidak mempunyai banyak waktu untuk dapat berkembang. Umumnya memperlihatkan adanya rongga-rongga yang terbentuk akibat gas yang terkandung dalam batuan atau yang sering disebut “gas bubble”. Batuan yang meleleh akibat tekanan dan suhu yang sangat tinggi sering membentuk magma chamber dalam kerak bumi. Magma ini bercampur dengan magma yang terbentuk dari mantle. Karena letak magma chamber yang relatif dalam dan tidak mengalami proses ekstrusif, maka magma yang ada mengalami proses pendinginan yang relatif lambat dan membentuk kristal-kristal mineral yang akhirnya membentuk batuan beku intrusif. Batuan beku intrusif dapat tersingkap di permukaan membentuk pluton. Salah satu jenis pluton terbesar yang tersingkap dengan jelas adalah batholit seperti yang ada di Sierra Nevada – USA yang merupakan batholit granit yang sangat besar. Gabbro juga salah satu contoh batuan intrusif. Jenis batuan yang terbentuk akibat proses ini tergantung dari komposisi magma yang ada. Umumnya batuan beku intrusif memperlihatkan cirri-ciri berikut: Butirannya cukup besar. Ini disebabkan magma yang keluar ke permukaan bumi mengalami proses pendinginan yang sangat lambat sehingga mineral-mineral yang ada sebagai penyusun batuan mempunyai banyak waktu untuk dapat berkembang. Biasanya mineral-mineral pembentuk batuan beku intrusif memperlihatkan angular interlocking. Proses-proses inilah semua yang terjadi dimasa lampau, sekarang, dan yang akan datang. Terjadinya proses-proses ini menjaga keseimbangan batuan yang ada di bumi

Cara Bercocok Tanaman Jagung

MEMILIH BENIH
Benih bermutu merupakan syarat utama untuk mendapatkan panen yang maksimal. Disebut benih bermutu; jenisnya murni, bernas, kering, sehat, bebas penyakit dan campuran biji rumput yang tidak dikehendaki. Kriteria ini biasanya menghasilkan tanaman sehat, kekar, kokoh dan pertumbuhan yang seragam.

PEMILIHAN LAHAN LAHAN YANG BAIK
Lahan yang baik adalah lahan yang kering, berpengairan cukup, lahan tadah hujan, lahan gambut yang telah diperbaiki atau lahan basah bekas menanam padi. Agar tumbuh dan berproduksi dengan baik Jagung harus ditanam di lahan terbuka yang terkena sinar matahari penuh selama 8 jam.


KADAR pH
Meskipun idealnya memerlukan pH 6,8 tetapi jagung bisa toleran terhadap lahan tanaman pH 5,5 – 7.0. Apabila ada tanah yang pH nya terlalu rendah bisa dinaikkan dengan menaburkan kapur. Kemudian agar lebih efisien, aplikasinya bisa dilakukan bersama dengan pengolahan lahan. Setelah penaburan, lahan dicangkul dan disiram agar kapur bisa tercampur secara merata. Kebutuhan kapur sangat bergantung pada nilai pH awal lahan. Sebagai patokan, untuk satu hektar lahan yang memiliki pH 5,0 dibutuhkan kapur antara 2 sampai 4 ton. Apabila pH lahan terlalu tinggi atau basa, maka dapat diturunkan dengan menaburkan belerang. Namun hal ini dilakukan jika nilai pH lahan memang sangat tinggi yakni 8,0 atau 9,0

PENGOLAHAN LAHAN PEMBERSIHAN GULMA
Sebelum jagung ditanam, lahan perlu dibersihkan dari gulma dan tanaman liar. Gulma seperti alang alang, rumput teki, semak dan pohon perdu disiangi sampai ke akar akarnya. Gulma itu dibakar, abunya ditaburkan ke lahan sebagai kompos untuk kesuburan tanah. Gulma jangan dikubur, karena dikawatirkan akan munculnya hama seperti rayap dan semut. Selain itu, alang alang dan rumput teki bisa tumbuh kembali apabila hanya dikubur di dalam tanah. Selain gulma, pohon pohon besar yang tumbuh di sekitar lahan dan berpotensi menghalangi masuknya sinar matahari; untuk jagung melakukan proses fotosintesis, juga perlu ditebang.

PENCANGKULAN
Pencangkulan dilakukan dengan memindahlkan tanah bagian bawah sedalam 15 s/d 20 cm ke atas permukaan lahan. Selain untuk menyeimbangkan ketersediaan unsur hara antara bagian bawah dan bagian atas lahan, pencangkulan juga dimaksudkan membuat tanah lebih remah dan gembur. Untuk lahan yang memiliki jenis tanah gembur atau bekas tanaman semusim, pencangkulan cukup dilakukan sekali saja. Sementara itu untuk lahan yang memiliki tanah berat, pencangkulan perlu dilakukan dua kali lalu digaru. Jika lahan yang digarap terlalu luas, pencangkulan bisa diganti dengan bajak agar pengerjaannya bisa lebih cepat.

PEMBUATAN BEDENGAN
Pembuatan bedengan untuk lokasi penanaman benih banyak dilakukan di dataran rendah pada lahan kering, lahan bekas sawah, atau lahan tadah hujan. Bedengan dibuat selebar 70 s/d 100 cm, dengan ketinggian antara 10 s/d 20 cm. Sedangkan untuk panjangnya disesuaikan dengan kondisi, kontur, lahan. Di daerah kering tinggi bedengan sebaiknya dibuat agak rendah untuk memudahkan penyiraman karena jika terlalu tinggi membutuhkan banyak air saat penyiraman. Di antara bedengan dibuat parit selebar 20 s/d 30 cm yang berfungsi untuk mengatur keluar masuknya air di bedengan agar akar jagung tidak tergenang.

PEMUPUKAN
Pemupukan dimaksudkan meningkatkan kandungan unsur hara di lahan tanam. Waktu pemberian pupuk RI1, yang paling efektif selain bersama dengan saat pencangkulan atau pembajakan bisa juga diberikan saat akan membuat lubang tanam. Dengan cara begitu, pupuk RI1 yang diberikan akan tercampur merata dengan lahan tanam. Sebagai pedoman untuk lahan 1 hektar diperlukan 12 – 15 liter pupuk RI 1.

PENANAMAN PEMBUATAN LUBANG TANAM
Lubang tanam dibuat sedalam antara 2 s/d 5 cm menggunakan tugal, yakni alat terbuat dari kayu bulat panjang ujungnya runcing. Jarak lubang adalah 20 x 20 cm atau 20 x 40 cm. Agar barisan lubang tanam yang dibuat menjadi teratur, bisa digunakan alat bantu berupa tali yang dibentangkan sepanjang bedengan. Sementara itu, untuk benih yang ditanam di parit bedengan, diperlukan jarak antar lubang sepanjang 20 cm.

PENANAMAN BENIH
Untuk menghindarkan hama dan jamur serta untuk merangsang pertumbuhan dengan kualitas yang baik, sebelum ditanam benih direndam terlebih dahulu ke dalam air yang sudah dicampur pupuk RI1 selama 30 menit. Sesudah direndam perlu ditiriskan, tetapi tidak perlu diberi fungisida. Penanaman benih dilakukan pada pagi atau sore, saat matahari tidak begitu terik. Setelah benih masuk ke lubang, maka lubang itu harus ditutuip lagi dengan tanah secara ringan; tidak perlu dipadat padatkan. Waktu terbaik menanam benih adalah waktu akhir musim hujan agar saat masa pertumbuhan hingga memasuki masa mengeluarkan buah, tanaman masih mendapatkan pasokan air dan diharapkan saat panen tiba, musim kemarau telah datang sehingga memudahkan proses pengeringan. Mengingat dewasa ini kondisi dan situasi musim di Indonesia selalu berubah, untuk memastikan jadwal yang tepat, seyogyanya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dinas pertanian setempat.

PERAWATAN
PENYULAMAN BENIH
Satu minggu setelah tanam benih akan tumbuh dan muncul tanaman muda. Saat itu pengecekan harus dilakukan. Jika ada benih yang tidak tumbuh, mati, atau tanaman muda terserang penyakit, segera lakukan penyulaman yakni melakukan penanaman benih kembali yang proses dan tata caranya sama dengan penanaman benih sebelumnya. Penyulaman ini dimaksudkan agar tanaman tumbuh seragam, baik umur maupun sosoknya. Karena itu penyulaman tidak bisa dilakukan setelah tanaman berumur di atas 25 hari, dikarenakan pada usia itu sistem perakaran tanaman sudah tumbuh kuat sehingga benih sulaman tidak mampu bersaing memperebutkan unsur hara.
PENYIANGAN GULMA
Penyiangan dilakukan dua kali; pada saat tanaman berumur 14 hari dan 40 hari setelah tanam. Untuk gulma seperti rumput atau perdu lain, penyiangan dilakukan manual dengan cara mencabut seluruh bagian tanaman gulma sampai ke akar akarnya. Setelah itu gulma dikumpulkan dan dibakar sampai habis! Bersama penyiangan gulma yang kedua dilakukan juga pembubunan, yakni menutup akar tanaman yang muncul ke permukaan tanah dengan menggunakan tanah yang diambil di antara tanaman. Dengan menggunakan cangkul, tanah dipindahkan ke barisan jagung yang ada di kanan dan kiri hingga tercipta parit baru barisan tanaman. Hal ini dimaksudkan agar akar tanaman semakin mencengkeram tanah sehingga tanaman tidak akan roboh saat diterpa angin.

PUPUK LANJUTAN
Pada usia 15 s/d 30 hari setelah tanam atau setelah penyiangan pertama, tanaman perlu diberi pupuk lanjutan. Dengan tetap menggunakan RI1, pemberian pupuk ini dilanjutkan kembali setelah berusia 40 hari.
PENGAIRAN
Pengariran dilakukan dengan sistem leb; mengalirkan air ke dalam parit hingga meresap ke seluruh bagian bedengan. Cara ini lebih efisien dibanding penyiraman manual yang tentu memakan banyak waktu dan tenaga. Agar akar tanaman tetap mudah bernafas, usahakan saat melakukan pengairan air tidak sampai menggenangi bedengan. Untuk lahan yang tergolong kering atau saat tanaman mulai mengeluarkan buah, pengairan harus dilakukan dengan teratur dan terjadwal. Lahan yang terlalu kering atau kekurangan air saat proses pembuahan akan mengakibatkan tongkol tumbuh kecil sehingga mengurangi jumlah produksi pada saat panen.
MASA PANEN
Umur panen tergantung dari varietasnya. Tetapi ada beberapa ciri khusus, salah satunya adalah ketika daun jagung, kelobot, sudah berwarna putih kecoklatan dan tidak meninggalkan bekas apabila bijinya ditekan menggunakan kuku. Sebelum dipanen, daun jagung dikupas dan dipangkas bagian atasnya sehingga yang tersisa di pohon adalah buah jagung yang terkupas tetapi masih tersisa daunnya. Perlakuan ini dimaksudkan untuk mempercepat proses pengeringan jagung. Setelah beberapa hari di pohon dan bijinya tampak mengering, barulah dilakukan pemetikan dengan mengambil waktu pada siang hari, ketika cuaca terik, agar kadar air dalam biji tidak bertambah. Ingat, kadar air yang tinggi menyebabkan buah jagung mudah terserang penyakit. Pemetikan jagung bisa dilakukan dengan memetik buahnya saja, tongkolan, atau sekaligus dengan daun keringnya. Jika jagung yang dipanen buahnya saja akan lebih mudah diangkut menggunakan keranjang atau karung, maka jagung yang dipanen dengan daunnya akan memudahkan pengangkutan bila menggunakan pikulan. Setelah jagung dipanen, selanjutnya perlu dilakukan penjemuran, pemipilan; memisahkan biji jagung dari tongkolnya, dan penyimpanan.
HAMA DAN PENYAKIT
PENANGGULANGAN HAMA
Penggerek Batang
Serangga ini meletakkan telurnya pada daun, dan setelah menetas larvanya akan memakan batang jagung. Gejala ini bisa dilihat ketika muncul lubang pada batang jagung. Selain itu, Penggerek Batang juga menyerang rambut dan pucuk tongkol buah jagung. Jika dibiarkan hama ini bisa menyebabkan berkurangnya produksi bahkan gagal panen. Pencegahannya bisa dilakukan dengan menanam jagung secara serempak, melakukan rotasi, dan memusnahkan tanaman yang terserang.
Lalat
Hama lalat berwarna abu abu, meletakkan telurnya berwarna putih di bawah permukaan daun. Setelah beberapa hari menetas larva memakan daun, pangkal daun dan pangkal batang serta menyebabkan munculnya lubang lubang di seluruh bagian tanaman. Jika seranggannya hebat, batang bisa patah karena pangkalnya habis dimakan. Pencegahannya antara lain dengan melakukan penanaman serentak, memilih varietas yang tahan serangan hama, memasang mulsa jerami di atas bedengan dan selalu menjaga kebersihan dari gulma.
Ulat Tongkol
Ulat tongkol meletakkan telurnya yang berwarna putih di daun dan rambut tongkol. Setelah menetas telur akanberubah menjadi larva berwarna kuning berkepala hitam. Larva inilah yang akan menyerang tongkol buah, dan menyebabkan kebusukan. Pencegahan hama ini dilakukan dengan mengambil dan memusnahkan satu per satu.
Ulat Tanah
Ulat tanah ini menyerang bagian bagian vital seperti batang dan buah. Hama ini menyerang pada malam hari dan dan bersembunyi di dalam tanah pada siang hari. Ulat tanah biasa menyerang tanaman yang masih muda, membuat batang tanaman akan patah dan mati. Pencegahannya dengan menggunakan metode olah tanah.
Kumbang Penggerek Biji
Kumbang ini menyerang buah sejak saat panen sampai masuk ke dalam gudang. Biji buah menjadi keropos karena bagian dalamnya habis digerogoti, dan kerugiannya bisa mencapai 70%.
Kumbang Bubuk
Kumbang ini hampir seperti Kumbang Penggerek Biji, juga menyerang buah jagung. Gejala yang ditimbulkan adalah munculnya lubang lubang pada biji jagung yang lama kelamaan biji jagung akan hancur menjadi bubuk. Hama ini menyerang biji yang kurang kering dan biasanya terjadi pada saat cuaca lembab, dan kerusakan yang terjadi bisa mencapai 10%.
Kutu Daun
Kutu daun menyerang dengan cara menghisap cairan makanan yang ada di daun. Tanaman akan kekurangan cairan dan daun berubah warna menjadi kuning, mengering, akhirnya mati. Pencegahan dilakukan dengan merotasi tanaman untuk memutus siklus kehidupannya.
Ulat Grayak
Dalam skala besar ulat grayak akan menghabiskan seluruh daun dan hanya menyisakan tulang daun. Pencegahannya dengan melakukan rotasi tanaman dan untuk menekan perkembangannya perlu menjaga kebersihan lahan.
Monyet dan Babi
Serangan kedua hama ini dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar. Dalam waktu semalam monyet dan babi bisa menghabiskan dan merusak tanaman seluas seperempat
hektar. Untuk mengatasi hama ini bisa digunakan jerat dan kincir bambu yang bersuara keras.
PENANGGULANGAN PENYAKIT
Busuk Kelobot
Penyakit busuk kelobot, daun jagung, disebabkan oleh jamur dengan gejala munculnya bintik bintik bulat warna hitam kebiruan di kelobot. Buah akan membusuk, akhirnya mati. Pencegahannya selain berdekatan dengan pohon pisang; karena sama sama merupakan inang jamur, bibit harus direndam dengan RI1.
Bercak Daun
Penyakit ini juga disebabkan oleh jamur, menyerang daun, pelepah, dan tongkol buah. Gejalanya muncul bercak bercak berwarna coklat dan kuning di daun, pelepah, dan tongkol buah. Penyakit ini menyebabkan terhambatnya proses fotosintesis sehingga mengganggu produktivitas. Pencegahannya dilakukan dengan menanam varietas yang tahan serangan penyakit ini. Pengendaliannya dilakukan dengan memusnahkan tanaman yang terserang agar tidak menular ke tanaman lain.

Busuk Tongkol
Pada awalnya jamur menyerang daun kemudian merembet ke buah, dengan gejalanya memunculkan bercak bercak berwarna merah muda atau coklat gelap di kelobot buah. Akibatnya tongkol buah akan membusuk dan menyebabkan gagal panen. Pencegahannya dilakukan dengan menanam varietas yang tahan terhadap hama ini dan membersihkan gulma yang berpotensi menjadi inang jamur.
Busuk Kerdil
Penyakit kerdil disebabkan oleh virus yang pada awalnya memunculkan bercak bercak kuning muda dan memenuhi seluruh permukaan daun. Tanaman tidak bisa melakukan proses fotosintesis sehingga kekurangan makanan dan menjadi cacat atau kerdil. Pencegahan terbaik dengan melakukan penanaman varietas yang tahan terhadap penyakit ini dan melakukan rotasi tanaman untuk memutuskan siklus kehidupan virus. Tanaman yang terserang harus dimusnahkan agar tidak menjadi inang dan menulari tanaman lain yang masih sehat.
Hawar/Blight
Penyakit Hawar disebabkan oleh bakteri yang biasa menyerang daun bagian bawah tanaman muda yang akan berbunga, dengan gejala awal munculnya bercak bercak pada daun berbentuk huruf V. Akibatnya pertumbuhan terhambat dan produktivitasnya menurun, daun mengering lalu mati. Pencegahannya selain menanam varietas yang tahan terhadap penyakit ini, juga harus membersihkan gulma di sekitar lahan terutama inang sejenis bawang. Sedangkan pengendaliannya dengan cara memeusnahkan tanaman yang terserang.
Bulai/Downy Mildew
Penyakit ini disebabkan jamur, dan bagian yang diserang adalah daun terutama pada tanaman muda berumur di bawah 40 hari. Daun berubah warna menjadi kuning keputih putihan dan di bagian bawahnya muncul semacam serbuk berwarna putih berbentuk seperti tepung. Serangan jamur ini akan meningkat pada suhu udara tinggi. Akibatnya tanaman rusak dan tidak bisa menghasilkan tongkol jagung yang sempurna. Jika serangan hebat tanaman mati. Pencegahan penyakit ini dilakukan dengan merendam benih dengan RI1 sebelum ditanam. Pengendaliannya dilakukan dengan cara membakar tanaman yang diserang.
Busuk Batang
Penyakit busuk batang disebabkan oleh bakteri yang gejala awalnya batang abgian bawah berubah warna menjadi kecoklatan kemudian membusuk, mati, dan patah secara tiba tiba. Dari titik patahan tercium bau busuk yang menyengat. Pencegahannya dilakukan dengan selalu menjaga kebersihan lahan agar tidak menular ke tanaman yang masih sehat.
Karat Daun
Penyakit Karat Daun disebabkan oleh jamur dengan gejala awal muncul bercak bercak merah dan keluar serbuk seperti tepung berwarna coklat kekuning kuningan. Akibatnya tanaman tidak bisa melakukan fotosintesis fengan sempurna sehingga pertumbuhannya lambat, bahkan bisa mati. Pencegahannya dilakukan dengan menanam varietas yang tahan terhadap penyakit ini.
Catatan :
Dari semua jenis hama diatas ketika tanaman kita diserang hama, dapat dilakukan langkah - langkah sebagai berikut :
Aplikasikan Nutrisi RI1 Organik dicampur dengan rendama daun tembakau dan extrak daun sirsak, extrak daun intaran, extrak daun suren kemudian semprot kan pada tanaman dan tanaman yang terserang hama secara merata.